Biru Pembawa Perubahan

Bagi beberapa orang, berbicara di depan umum merupakan momok yang menakutkan. Gugup, malu, takut ditertawakan, tidak lancar berbicara, sampai tidak pecaya diri adalah alasan beberapa orang menghindari berbicara di depan umum. Dulu saya termasuk dalam golongan orang tersebut. Sifat saya yang pemalu dan cenderung pasif membuat saya susah untuk mengeluarkan pendapat di depan umum. Untuk dapat berbicara di depan umum, dibutuhkan lebih dari sekedar opini yang akan kita paparkan tetapi juga keberanian.

Sampai menginjak bangku sekolah menengah atas, saya tidak terlalu aktif di kelas. Saya lebih senang bergerak di belakang layar, saya lebih mengandalkan nilai-nilai ulangan, tugas, dan ulangan untuk mencapai peringkat yang saya inginkan. Saya tidak terlalu mempedulikan keharusan untuk berbicara di kelas. Selain dikarenakan sifat saya yang pemalu, kebanyakan masyarakat Indonesia yang cenderung  suka mengejek membuat saya malas untuk berusaha mengeluarkan pendapat di depan umum.

Ya, budaya seperti itulah yang membuat beberapa orang patah arang untuk berbicara di depan umum. Beda dengan masyarakat barat yang lebih menghargai seseorang ketika berbicara. Di Indonesia jika ada seseorang yang berbicara di depan umum, maka orang lain akan mengejeknya. Mengatakannya tukang cari muka, sok tahu, bahkan terkadang menjatuhkan mental orang tersebut.

Ketika menginjak bangku perguruan tinggi, saya yang terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dibuat termenung oleh kata-kata salah seorang dosen saya. Dia mengatakan jika ingin kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, maka kami harus melakukan perubahan. Mengubah kebiasaan kami yang cenderung pasif menjadi aktif. Tidak ada nilai belas kasih. Nilai seseorang ditentukan oleh keaktifan mereka saat berdiskusi di kelas, baru ditambah dengan nilai ujian dan niai tugas lainnya. Apalagi mata kuliah kami banyak praktek berbicaranya seperti drama, retorika, pidato, musikalisasi puisi, maupun mendongeng. Selain itu, dosen tersebut pun mencontohkan reporter-reporter maupun pembawa acara berita yang sukses karena kelihaian mereka dalam berbicara.

Saya yang mendengar kata-kata dosen tersebut jadi gelisah. Ada sesuatu di dalam diri saya yang menggeliat dan menuntut saya melampiaskannya. Sesuatu itu adalah perubahan. Selanjutnya saya mengamati beberapa senior yang aktif dan berusaha mencari rahasia mereka. Ternyata rahasia mereka adalah berorganisasi.

Tahun kedua kuliah, saya pun mencoba mendaftar di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yaitu Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa atau yang biasa disingkat menjadi PPIPM. Di PPIPM, saya berusaha mengubah sifat saya pemalu dan tidak berani berbicara di depan umum.

Selama menjadi anggota PPIPM, saya banyak mendapat manfaat darinya. Saya dilatih untuk mampu meng-handle sebuah kepanitiaan, bekerja sama dengan berbagai tipe orang, berhadapan dengan pihak birokrat kampus, sampai menjadi pembicara dalam sebuah acara. Tentu saja ketika saya tergabung dalam sebuah kepanitaan, saya mesti melaporkan sejauh mana job yang diberikan kepada saya telah dilaksanakan. Saya juga belajar memahami berbagai tipe manusia dan tidak memaksakan kehendak saya.

Tahun ketiga, saya dipercayakan menjadi koordinator bidang penelitian yang membawahi dua divisi yaitu divisi instrumen penelitian dan divisi peneliti muda. Dengan kata lain, saya harus mampu bekerja sama dengan dua orang teman saya lainnya yakni Pepi Zulvia dan Trisna Maulida. Kami bertiga mesti merancang kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tidak hanya saja bagi anggota tetapi mahasiswa Universitas Negeri Padang secara umumnya. Ada beberapa agenda yang kami adakan yaitu Pelatihan Instrumen Penelitian, Research On The Street, Pelatihan Penulisan Laporan Penelitian, dan beberapa agenda lainnya. Namun bagi saya yang paling berkesan adalah saat mengangkat agenda Lomba Peneliti Muda se-Indonesia.

Departemen Penelitian

Selama proses perubahan saya menghapus sifat malu berbicara di depan umum bukan berarti jalannya mulus-mulus saja. Terkadang saya harus berlapang dada saat pendapat saya ditolak. Saya juga harus pandai-pandai merangkai kata saat akan melontarkan pendapat saya agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Belum lagi pihak birokrat yang suka lempar tanggung jawab jika kami mengalami kendala. Tidak jarang kami juga mesti menghadapi peserta yang mengeluh dengan acara yang kami buat. Godaan saat memegang uang yang banyak pun begitu besar, untungnya kami saling mengingatkan bahwa uang tersebut adalah amanah yang dititipkan kepada kami.

Untungnya setelah lama mengikuti organisasi saya merasakan banyak perubahan pada diri saya. Saya menjadi lebih percaya diri saat berbicara di depan umum. Nilai-nilai mata kuliah saya pun meningkat sejak saya semakin aktif dalam diskusi-diskusi kelas. Kenalan saya juga bertambah banyak, tidak hanya dari fakultas saya namun juga dari fakultas-fakultas lain, bahkan ada yang dari universitas lain.

Saya juga jadi lebih pandai mengendalikan emosi dan banyak belajar dari sifat orang-orang yang bermacam-macam. Dan yang pasti, saya amat merasakan manfaat berorganisasi ketika Praktek Lapangan. Ketika PKL di sebuah sekolah, saya tidak kagok saat mesti menjadi guru. Alhamdulillah, saya pun dekat dengan siswa-siswa saya sampai sekarang. Sempat jadi guru PKL favorit juga, sih. Hihi

Buat sahabat yang mempunyai kendala sama seperti saya, yakni tidak berani berbicara di depan umum. Cobalah tips saya berikut: ikut organisasi, aktif di kegiatan, dan berkenalan dengan banyak orang baru. Insyaallah sifat malu tersebut lambat laun akan hilang. Selamat berorganisasi dan selamat melakukan perubahan.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Make That Change Pendar Bintang.

Laskar Biru-biru yang telah mengubahku

31 pemikiran pada “Biru Pembawa Perubahan

  1. hmm, kalo dhe aktif di organisasi pas masih sekolah Lung, sekarang mah udah gk lagi.. hehe.. tapi bener kok, dengan berorganisasi kita bisa belajar banyak hal.. sukses deh kontesnya, dhe belum ikutan yang ini.. 🙂

  2. Hai, terima kasih telah berpartisipasi.

    Ternyata berorganisasi emang banyak banget manfaatnya ya? Kalau yang aku rasakan terutama dalam melatih leadership ya…

    Setiap perubahan memang selalu ada kendalanya, namun perubahan itu membawa kebaikan apalah arti semua aral rintangan yang pernah menghadang.

    Sukses selalu dan salam 😉

  3. wahh, kok sama kaya saya yah. dulu waktu jaman”nya SMA saya juga pemalu akut. Jangankan disuruh yang berat” macam presentasi. Disuruh ngerjain tugas kedepan aja udah deg”an banget. Hahahaha. Tapi sekarang sih udah agak berkurang sifat pemalunya. Faktor usia mungkin ya? hahahaha

  4. Kalau aku bukannya malu lung, lagian ngapain malu kalau kita emang gak tahu (untuk bertanya) atau berbeda pendapat. kebanyakan aku kalau ngomong didepan itu karena pendapat aku rada beda. Tapi seringnya aku gak ngomong seh, males berdebat 😛

  5. Suka sekali dengan serangam biru nya,
    dulu aku ikut organisasi serupa.. tapi namanya UKM Penelitian dan Riset..
    emh.. banyak pengalaman… terus berkarya sulung.. smangat2 🙂

  6. waktu SMA bbrp kali ikut di kegiatan2 dan biasanya aku disuruh jadi humas. promosi atau ngasih pengumuman from class to class. pas kuliah gak mood buat ikut organisasi. alhamdulillah gak terlalu ada kendala ketika begitu lulus lgsg jadi Guru di SMA.

    anyway, semoga sukses di Kontes Make That Change Pendar Bintang.

  7. adiekeputran

    wah ada kontes lagi yak..hmm
    bener tentang berorganisasi membuat kita lebih berani berbicara di depan umum. karena sayapun (pernah) merasakannya 🙂
    sukses buat kontesnya

  8. Zaman baheula lumayan aktif sih Lung berorganisasi, tapi teteuuup, mpe skrg suka malu-gugup-takut kalo bicara di depan banyak orang hehehehe.

    Gudlak ngontesnya yaa 😉

  9. jam terbang dan pengalaman memang punya andil besar dalam membentuk keberanian seseorang dalam melakukan sesuatu hal…..mis: tampil didepan umum dgn kepercayaan diri yang tinggi.
    Sukses ya….!

  10. salam kenal sulung
    sebenarnya sudah lama mendengar namamu dari kakak saya (Kak Rina), kebetulan dia juga aktif di PPIPM semasa kuliahnya…

    hoho, dan baru sekarang berkesempatan berkunjung kesini…
    ini ceritanya saya banget, saya dulunya juga termasuk orang yang lebih memilih berada di belakang layar, dan benar sekali organisasi sedikit demi sedikit mengajari saya banyak hal…

    eh kamu dulunya satu SMP sama ocha ya??
    saya teman sekelas ocha di SMA..

    1. hohoho,dan dulu nya saya sangat cerewet pada kakak biar dia ngeblog..
      akhirnya dia ngeblog juga

      oh ya, saya jawab disini aja ya pertanyaan mu yang diblog saya
      saya dan kak rina adik dan kakak dan nama kami dibelakangnya sama2 ada nama papa

      dulu saya SMP 2 Pariaman…

  11. Ping-balik: Cerita Hujan « Catatannya Sulung

Tinggalkan Balasan ke Alid Abdul Batalkan balasan