If I die young, burry me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song.
Gw denger lagu ini belum lama. Awalnya sih iseng, g ada kerjaan, browsing asal-asalan. Eh, nemu lagu bagus di You Tube! Lagu ini dinyanyiin ama The Band Perry (tadinya gw ngira ini band barunya Katty Perry 😀 ) dengan judul If I Die Young. Musiknya sih simpel, Cuma pake beberapa alat musik. Genrenya kaya Country gitu deh. Tapi berhubung lagunya enak, ya gw lanjut denger lagunya. Lagunya ternyata udah lama juga dibuat, bukan berarti gw out of date sih. Tapi mengingat reputasi band ini yang g terlalu terkenal, kaya’nya ke-telat-an gw tau lagu ini wajar-wajar aja.
Ok, sebenarnya gw bukan mau ngomentarin The Band Perry ini. Merujuk pada lirik si empunya lagu, liriknya menurut gw mantap banget. Gw yang abis denger ni lagu, tiba-tiba tersentak. Ada sesuatu yang berontak di liang diri gw (halah, bahasanya).
If I die young-kalo gw mati muda-kira-kira gw bakal dikenang sebagai apa? Gw jelas g mau ketika gw mati nanti, gw cuma dikenang sebagai seorang Sulung yang bukan apa-apa. Teronggok di kedalaman tanah, digerogoti cacing-cacing, membusuk hingga tinggal tulang (hii..) dan g diingat sebagai apapun! Hey, bahkan Chairil Anwar aja yang mati muda, karyanya abadi sampe sekarang. Atas dasar itulah, gw mulai belajar buat nulis di blog.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya gw nulis. Waktu gw kecil, gw juga udah mulai nulis-nulis. Meski tulisan gw kaya cacing dan cuma M-A-M-A. Toh orang tua gw muji juga. 😛 Waktu gw SMP, hobi nulis gw makin menjadi-jadi (ck3). Sempat nulis novel segala malah! Judulnya, “On the Death Train”. Ceritanya tentang 12 orang yang naik kereta terlama di dunia dan memburu harta karun. G disangka, ternyata perburuan tersebut jadi ajang unjuk gigi seorang psikopat. Satu per satu penumpang kereta tersebut dibunuh. Idenya sendiri gw dapat waktu baca artikel di majalah Bobo. Artikelnya tentang kereta terlama di dunia (7 hari) dari Omsk sampai Vladivostok di Rusia. Yah, meski novelnya g selesai ditulis berhubung UN, toh gw udah cukup puas bisa nulis sesuatu yang belum pernah gw tulis.
Abis itu, gw mulai menelurkan tulisan-tulisan yang lain (jiah, emang ayam?). Dari sebangsa puisi, cerpen, novel (yang lagi-lagi g selesai), artikel, ampe curhat yang g jelas. Semuanya gw simpan sebagai koleksi pribadi.
Nah, balik ke kalimat “If I Die Young” tadi, gw jadi inget. Gw pernah baca kata-kata seorang penulis ternama (yang namanya gw lupa berhubung sifat buruk gw). Dia bilang, “Seseorang akan diingat dari karyanya ketika dia meninggal nanti.” Gw dengan malu-malu mulai nyoba ngirim beberapa tulisan ke media. Tulisan gw yang pertama dimuat judulnya Terkungkung. Puisi tersebut dimuat di koran kampus gw. Meski dikritik ama dosen gw sendiri (secara, dia kritikus sastra di koran itu), toh gw udah cukup bangga tulisan gw dibaca ama orang-orang sekampus. Dari dosen, mahasiswa, satpam, tukang bersih-bersih, ampe rektor. Hehe.
Yah, intinya gw pengen nulis sesuatu yang membuat gw diingat ama orang-orang. Mungkin sekarang tulisan gw bukan apa-apa, cuma junk yang memenuhi internet. Tapi suatu saat, siapa yang tahu ada seseorang yang terinspirasi dari tulisan-tulisan gw. Hehe. Lagian, “Menulis, bukanlah hanya untuk memuaskan orang lain. Akan tetapi, mengekspresikan diri dalam bentuk kata-kata berangkaian bermakna yang membuat diri sendiri bahagia”. Gw cuma berusaha menulis kisah gw, sebab tiap orang punya kisahnya masing-masing. *curhat
It’s funny when your dead how people start listening. (The Band Perry)
Ping-balik: Cinta, Maha Nikmat « Dunia Jungkir Balik