Di pintu akhirat, seorang malaikat menanyai seorang pria dengan kumis lebat dan tampang sangar, “apa pekerjaanmu selama di dunia?”
Pria tersebut pun menjawab, “saya supir metro mini, pak malaikat.”
Malaikat itu pun memberikan kamar mewah dengan peralatan yang terbuat dari emas kepada si pria berkumis. kejadian tersebut disaksikan pria lain di belakang si pria berkumis.
Malaikat kemudian mengalihkan pertanyaannya kepada pria kedua. pria tersebut tampak alim dengan wajah yang teduh. Malaikat kembali bertanya.
“apa pekerjaanmu di dunia?”
“saya seorang juru dakwah, malaikat.”
Mendengar jawaban tersebut, si malaikat memberikan sebuah kamar kecil dengan perabotan sederhana kepada si pria alim. Kontan si pria alim protes.
“Malaikat, kenapa kok saya yang juru dakwah mendapatkan fasilitas yang lebih rendah dari seorang supir metro mini?”
Dengan tenang malaikat menjawab. “Begini, pak. pada saat bapak berceramah, bapak membuatorang-orang tertidur sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan si supir metro mini, pada saat ia mengemudi, ia justru membuat orang-orang yang berada di dalam metro mininya berdo’a kepada Tuhan.”
* * *
Apa pendapat sahabat setelah membaca cerita di atas? Tertawa, tersenyum, atau malah meringis? Meringis karena takut di akhirat nanti kita tidak mendapat kamar mewah, pun kamar kecil. Kita justru tidak mendapat kamar.
Mari kita saling intropeksi diri, “Kira-kira, sudah seberapa banyak persiapan yang saya bawa untuk akhirat kelak?” Bukankah Allah pernah berfirman di salah satu suratnya bahwa hendaknya kita memperhatikan apa yang telah kita persiapkan untuk akhirat kelak?
Mari kembali merenung, mari kembali menghitung. “Sudah seberapa banyak tabungan saya untuk akhirat kelak?”
“Ketika hidup terasa berat.
Ketika maksiat terasa mengikat.
Mungkin Tuhan ingin kita kembali mendekat.”
betul bgtz lung…
apalgi naik angkot di pdg..sopirny pembalap smua..
gw lbh bnyak ngucapnya dri pda nkmati musik d angkot..
Haha, itulah Yur. Kadang si sopir marah-marah sama pengendara lain padahal kesalahannnya sendiri.
hahaha, sudah sering dengar nih cerita ini. Cuma memang versinya ada yang berbeda (ada yang versi agama Katolik/Kristen juga gitu :D).
Benar, tidak harus menjadi ahli dakwah/ulama/pendeta/pastor/dkk untuk bisa masuk surga (tapi bukan berarti jadi sopir metro mini ugal-ugalan ya, haha :D), yg penting kita selalu berbuat baik sesuai hati nurani 🙂
Nice quote, Zil. 😉
tersenyum simpul sambil manggut2..
emang sekedar intermezo sih,, tapi semoga bisa jadi pemecut buat para juru dakwah untuk cari cara biar jamaahnya ga ketiduran, dan tentunya buat kita sendiri biar ga ketiduran pas dengerin ceramah 😛
Amel sendiri suka tidur waktu denger ceramah g? 😀
Sangat menggugah hati untuk segera merenungi nasib jati diri masing-masing individu, apakah sudah siap menghadapi ujian hidup ini.
Mari sama-sama merenung, Mas.
ikut senyam senyum…
Silakan, Mas 🙂
Harus banyak berintrpksi diri lagi nih !!!
Sama-sama berintropeksi ya, Dek 🙂
Ketawa sekaligus meringis Lung, karena walopun lucu, memang harus betul2 direnungkan, sudah seberapa siap kah kita ‘pulang’?
Sama-sama meringis waktu baca kisah ini, Mbak.
betul-betul cerita yang penuh makna gan!
Terima kasih sudah berkunjung, Gan 🙂
t lah Lung…
Ntah apo yg dikaja dek pak sopir t..
pasa raya jo PA ndk k larii gaii doh.ngbut lo t.
tunggu lah yoo..crta gw ttg angkot dblog..
hehe
ney cerita fiksi apa nyata yak
pada banyak ustadz ntar pindah jadi supir metromini 😆
nice..jadi pengingat disaat kita disibukkan dengan keduniaan 🙂
Intermezo aja, Gan
ehh terus terang saya suka bgt guyonan, tapi kalo tentang agama ,,,,ehmm saya agak ngrasa gmana gitu kalo agama di jadiin guyonan. hehhehe
ini cuma my opinion seh , heheh apalagi kalo liat (QS. at_Taubah:65-66). mohon maaf ya mas sekalai lagi ini cuma pendapat saya. harap maklum. hehehe. wish all the best aja deh.
Iya, Mas. Saya juga tahu ayat tersebut.
Saya tidak bermaksud apa-apa, hanya saja terkadang tausiah lebih mengena dalam bentuk cerita.
Maaf bila kurang berkenan.
Itu menandakan kalo liat orang jgn dr costume nya aja. Sopir yg ugal2an malah dpt kmr mewah, tkng dakwah dpt kmr kcl hehe
kalo lo nanya tentang kriminal mestinya nanya ke ahlinya… yaitu gue. masa lo ga liat dari nick name gue?? huahahaha
pas lu kelas 1 sma ya? puluhan taun yang lalu berarti yak? :p
moga menang ya cuy
intinya lebih baik jadi sopir dari pada juru dakwa. hi hi hi
nyahahahahaha. Bisa aja deh. Baru bc nih jokenya *ngakak*
Hahahhaaaii…..
Bagaimana dengan supir metromini yang menyebabkan kematian penumpangnya yaaa….
“Ketika hidup terasa berat.
Ketika maksiat terasa mengikat.
Mungkin Tuhan ingin kita kembali mendekat.”
>> makjleb bgt nih 🙂
hmmm iya sih berbuat baik tuh nggak selalu yang dari luar memang kelihatan baik
dan bukan hanya jadi baik sendiri tapi juga bikin orang lain jadi baik penting juga ya…