Dari dulu, saya ingin sekali mencoba pergi ke luar negeri. Entah itu karena menang undian atau sekedar backpacker. Akan tetapi sampai sekarang hal tersebut belum juga kesampaian. Karenanya, saya begitu menyukai jika ada seseorang yang mengulas tentang perjalanannya ke luar negeri. Salah satu yang beruntung bisa melanglang buana ke luar negeri adalah Bang Gaphe. Sampai saat tulisan saya dibuat, beliau masih asyik menikmati keindahan-keindahan negara yang ia kunjungi. Nah, kebetulan Bang Gaphe sedang ada rezeki berlebih. Ia mengadakan Giveaway berhadiah makanan yang ia beli di luar negeri. Rule-nya simpel saja. Cukup buat endorsemen terkait dengan pertanyaan dari Bang Gaphe,
“Mengapa cerita perjalanan Gaphe menuju Melaka dan Penang layak dibikin free e-booknya?”
Setelah membaca kisah-kisah yang Bang Gaphe paparkan, berikut endorsemen dari saya.
“Kisah yang terlalu berharga untuk dilupakan. Nikmati manisnya perjalanan hingga remah-remah terakhir.”
==================================================================
Dari delapan chapter yang saya baca, saya paling menyukai chapter yang keenam yakni The Heritage Trails (Jejak Warisan). Di bagian yang keenam, Bang Gaphe secara rinci mendeskripsikan objek-objek wisata yang ia temui di Melaka. Melaka yang didaulat menjadi World Heritage City oleh UNESCO mempunyai banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa diantaranya tempat-tempat yang Bang Gaphe ulas di tulisan tersebut, yaitu: Porta De Santiago; Dutch Graveyard; The Ruins of The St. Paul’s Church; Christ Church; Victoria Fountain and The Entire Red Dutch Square; serta The Ruins of The Fort Wall and Middleburg Bastion.
Dapat saya tangkap, dari tulisan Bang Gaphe tentang tempat-tempat tersebut bahwa pemerintah setempat menaruh perhatian yang besar terhadap situs-situs bersejarah yang ada. Satu hal yang tidak saya lihat di Indonesia. Keseriusan pemerintah beserta masyarakat di sana menjaga keberadaan bangunan-bangunan peninggalan di Melaka patut diacungi jempol, mengingat umur bangunan-bangunan yang sudah tua dan rapuh. Pemerintah Malaysia tidak ragu-ragu untuk memugar bangunan-bangunan yang mulai lapuk dimakan usia. Contohnya saja untuk menyambut kedatangan Ratu Elizabeth dan The Duke of Edinburgh, pemerintah Malaysia sengaja merestorasi kawasan bukit St. Paul, menanam pohon-pohon angsana, dan membangun jalan setapak.
Di Indonesia, keseriusan pemerintah untuk menjaga situs-situs sejarah yang ada masih memprihatinkan. Sering kali saya membaca atau menonton nasib-nasib situs sejarah di Indonesia yang terbengkalai, lapuk dimakan waktu, dan tidak ada usaha perbaikan, baik karena kurangnya kepedulian pemerintah maupun tidak adanya anggaran untuk pemugaran. Padahal apabila kita bercermin dari negara-negara lain, situs-situs bersejarah tersebut dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Indonesia. Hal tersebut tentu berdampak positif terhadap peningkatan devisa negara.
Saya sering miris dengan kondisi bangunan-bangunan tua yang terlupakan. Jangankan di daerah lain, di Kota Padang saja saya bisa menemukan tempat-tempat bersejarah yang terbengkalai. Contohnya saja Kota Tua di dekat Teluk Bayur, atau makam orang cina di Gunung Padang. Seandainya saja pemerintah Kota Padang mau bersusah payah memugar, memperbaiki, dan mempromosikan tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Padang, saya yakin makin banyak pelancong yang berdatangan ke Kota Padang. Dan hal tersebut tentu saja berlaku untuk daerah-daerah lainnya. Seperti Benteng Fort de Kock, Jam Gadang, Lubang Jepang di Bukittinggi, serta bangunan-bangunan bersejarah lainnya di seluruh Indonesia. Saya yakin dengan situs-situs bersejarah yang dipunyai Indonesia, negara kita tidak kalah memukau dari negara-negara lainnya. Andai saja pemerintah mau serius memperhatikan situs-situs bersejarah tersebut. Terakhir, alasan saya menyukai bagian keenam dari perjalanan Bang Gaphe adalah karena kalimat yang ia tulis.
“Sebagai kota warisan dunia, maka pasti ada peninggalan yang berharga di kota ini. Bukan emas, bukan permata, tetapi jauh lebih berharga daripada itu : Kenangan. Saya mencoba untuk tidak bersikap romantis, tetapi itulah kenyataannya. Kota ini lebih mirip sebagai rangkaian perjalanan lama, bangunan-bangunan peninggalan Portugis – Belanda – Inggris lebih mirip sebagai album foto yang menyimpan kenangan-kenangan sejarah yang tersisa. Melewati satu persatu historical site di kota ini bagaikan melintasi lorong waktu, membuka kenangan-kenangan lama.” (Yoga ‘Gaphe’ Pratama)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Giveaway Warisan Oleh-oleh yang diadakan oleh Bang Gaphe.
Iri ih sama pemerintah sana.
Kayaknya dijaga banget gitu objek sejarahnya.
Nah di sini, hotel des indes diancurin, jalur trem ditutup.
Hueee…
aduh, sayang banget bangunan tuanya dihancurin. padahal pasti banyak sejarahnya 😦
waaah,, banyak makanan.. 😀 hehehe..
monggo dicicipi, Mel 😛
semoga menang n bagi coklatnya yah ^^
hahaha, amin-amin. 😀
enak banget ya mas gaphe bisa jalan-jalan ke luar negeri… ntar bagi-bagi ya makanannya
doain aja ya mas, saya menang. hehe
kirain isinya cerita tentang coklat, abis gambarnya coklat hehehehe
Indonesia sebenarnya ngga kalah indah, peninggalan sejarah kita juga banyak
tapi…
ya seperti yg kamu bilang perhatian pemerintah dan masyarakat membuat apa yang berharga itu jadi biasa aja
hihihi, buat pajangan aja 😀
ooo, pemerintaah. kapan mau lebih serius memperhatikan situs2 bersejarah kitaaa :O
Aku suka sekali memperhatikan bangunan-bangunan kuno di Surabaya Utara, meski mayoritas sdh dalam kondisi buruk rupa. Rasanya terharu dan pengen mewek kalo melihat bangunan peninggalam jaman belanda itu. Bener-bener serasa menyusuri lorong waktu.
peninggalan2 jaman dulu bikin kita melankolis ya, mbak
pemerintah kita terlalu sibuk rebutan kursi, dan nutupi borok sendiri, jd masalah budaya dan sejarah mereka ga peduli
bener banget, mas #ngelapAirMata
Mantap tuh kalau ceritanya dibuat jadi ebook,,keren kalau dibaca 🙂
Salam Persahabatan.
disave.wp.com
Betul banget, pemerintah Indonesia memang kurang memperhatikan hal-hal yang seperti itu. Eh, tapi sebenarnya ada sedikit perkembangan sih. Di Jogja misalnya, bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda (nggak cuma bangunan-bangunan besar aja ya semacam bank atau benteng gitu; tapi juga bangunan-bangunan biasa kayak rumah, dsb) nggak boleh dihancurkan/direka ulang loh. Harus tetap dirawat sebagaimana aslinya, hehehe 🙂 Tapi memang sih ya, secara keseluruhan memang masih kurang.
Ya we will see lah. Toh hasil usaha pemerintah juga tidak mungkin bisa berbuah dengan instan.
wah kalau Jogja mah g salah lagi, Zil. bangunan tua bersejarahnya banyak banget. sayang aja kalo dihancurin. hehe
asiik asiik… Sulung ikutaan.. makasih yaa.
sudah tercatat sebagai peserta,
part enam itu juga favorit saya,
terima kasih atas partisipasinya yaa 🙂
tetep ikuti perjalanannya.
asyik-asyik, yang punya hajatan datang 😀
sama-sama juga, bang
semoga saya menang #komatKamit
Hehe
insyaallah ceritanya dipantau, meski jadi silent reader. hehe
usulin aja ke bang gaphe biar dia jadiin cerita liburan ke luar negerinya jadi ebook. Ato usulin ke penerbit D:
iya juga, ya? kan banyak tuh self publishing. hmmm
untuk yang satu ini aku rasa hampir disetiap wilayah tempat wisatanya masih kurang terawat….
ditempatku juga mbak… di madura banyak tempat wisata, hanya saja perawatannya sangat kurang.
waduuuh, saya kok dipanggil Mbak, Mas? T_T
wah, padahal transportasi ke Madura sudah lumayan lancar ya?
seharusnya pemerintah lebih peduli.
Nggak ngerti juga dengan pola pikir pemerintahan Indonesia, mungkin karena efek prioritas dan non-prioritas jadinya pemerintah hanya bisa melihat hal-hal yang ‘besar’ saja, sedangkan yang kecil-kecil pun di ke duakan…
lha, yang besar yang diprioritaskan itu yang mana ya mas?
mall gitu? hehe
Melihat review dari mas Sulung, kelihatannya bagus banget deh. jadi kepingin baca juga…
sayangnya belum selesai dibuat e-book nya, mas
mari kita tunggu
hehe
di Jakarta juga banyak tuh gedung2 tua yang terabaikan
seakan ga terawat gitu
semoga menang kontesnya!
semoga ga diruntuhkan untuk dijadikan mall 😦
makasih do’anya 🙂
wahh kalau keluar negeri saya juga pengen mas,, hehehhehe,, jadi pengen baca cerita lengkapnya di ebook tersebut,, 😀
saya juga pengen ke luar negeri, mas.
apalagi kalau dibayarin. hehe
Sama.. aku juga pengen deh jalan ke luar negeri.. makanya suka baca blog temen yg tinggal di LN.. hahahaha *curcol
kapan-kapan kalau jadi ke luar negeri ajak saya ya, mbak #kedipmesra
endorsemen nya kereeenn, mirip2 dibuku2 gitu.. keknya bisa jadi salah satu pemenang nih.
anyway salam knal:)
salam kenal juga.
sayangnya ga menang. hihihi
Iya, ya.. Di Indonesia warisannya kadang ada yang kurang kerawat..
Eman, padahal Indonesia kayak banged sama sejarahnya -_-”
Smoga menang,, Sulung ^^
kita mesti sering2 negur pemerintah nih. 😀
hehe, makasih doanya mbak
sukses utk GAnya…*TOS* sesama peserta
ga menang 😦
😀
Malahan ada juga situs-situs bersejarah yang dibuat untuk pacaran. Mau dibawa kemana kalau kayak gini terus?
waduh, kayaknya ga cuma di situs2 sejarah deh Mas
dimana2 skrg org asal ada kesempatan 😦
Mungkin klo mereka yg berada di Indonesia dan aku ada di posisi mereka, aku juga mungkin akan melakukan hal yg sama, jadi aku sangat mengerti.