Sebagai seorang penikmat musik, saya bukanlah tipe pemilih. Saya menyukai jenis musik apa saja. Selama musik tersebut nyaman di telinga dan mampu membuat saya terhanyut, saya sih ok-ok saja. Baik pop, rock, jazz, blues, hingga klasik, saya menyukainya.
Tadi malam, saya berkesempatan menyaksikan orkestra musik di kampus saya sendiri. Acara yang bertajuk “Music Concert and Dance Performance” tersebut merupakan acara yang terselenggara berkat kerja sama ISI Padang Panjang dan Sendratasik UNP. ISI Padang Panjang berarti Institut Seni Indonesia yang terletak di Padang Panjang, bisa dibilang kaya IKJ-nya Jakarta deh. Sedangkan Sendratasik merupakan jurusan Seni Drama Tari dan Musik di Universitas Negeri Padang, kampus saya sendiri.
Saya merasa beruntung bisaa kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni. Karena fakultas ini fakultas yang cocok bagi saya, sudahlah mempelajari bahasa, sastra, juga seni pula. Ada empat jurusan di sini, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan Seni Rupa, serta Jurusan Sendratasik. Tidak heran kami semua berpadu di Fakultas Bahasa dan Seni. Apabila sahabat berkunjung ke fakultas saya, sahabat bisa menikmati lukisan mural di dinding, alunan piano/alat musik lainnya, maupun karya-karya sastra yang terpajang di dinding-dinding.
Kembali ke topik. Tadi malam ada dua tarian serta banyak orkes yang ditampilkan. Dari yang modern (dengan aransemen ulang) seperti lagu Panah Asmara, Kangen, Salahkah Bila Diriku, Full House, hingga musik klasik semacam Symphoni no 40 (Mozart), Moonlight Sonata (Beethoven), Fantasie Impromptu (Chopin).
Dance Performance
Ada dua buah tarian yang dibawakan malam tadi, yakni Tari Zapin Fussion serta Percussion 3 in 1. Keduanya merupakan tarian yang dibawakan oleh mahasiswa ISI. Saya ga terlalu ngerti sih makna tariannya, tapi saya lumayan menikmatinya. Sebab tidak mudah memang untuk bisa menari dengan gerakan cepat seperti di Tari Zapin.
Solo Piano
Empat buah lagu dibawakan oleh tiga orang berbeda dengan permainan solo piano masing-masing. Ada Moonlight Sonata (Beethoven) serta Full House yang dibawakan oleh Aan Nursyam (ISI), Fragmen (Jaya Suprana) yang dibawakan oleh Kurniadi Ilham, dan Fantasie Impromptu (F. Chopin) yang dibawakan oleh Aga Pratama.
Solo Drum
Dua buah solo drum dibawakan oleh mahasiswa ISI yakni Panah Asmara (Afgan) minus one dan Spoor of the moment (Dave Weckle). Keduanya dibawakan oleh Sofian Nur. Sumpah, permainan drumnya keren banget. Tabuhan drum yang ia gebuk bikin semua penonton bersemangat. Meskipun gerakannya cepat, ia masih sempat memutar-mutar stick di kedua pergelangan tangannya.
Orkestra
Ada beberapa buah lagu yang dibawakan secara orkestra tadi malam. Akan tetapi yang paling saya ingat hanya beberapa, yakni Symphoni No. 40 (Mozart), Over the Rainbow, Kangen, Salahkah Bila Diriku, Ajari Aku, Sinaran, dan Ekspresi. Lagu-lagu tersebut ada yang hanya dibawakan oleh mahasiswa ISI, kolaborasi ISI dan sendratasik, maupun hanya sendratasik.
Dari keseluruhan acara, kesan saya paling melekat pada sajian Keep Love to Me. Sebab penampilan ini lain dari yang lain. Penampilan ini merupakan ensamble string serta solo dance yang kesemuanya diaransemen oleh salah satu mahasiswa ISI. Saat sang penari menari, saya bisa merasakan kegelisahan maupun kesedihan yang ia bawakan melalui tariannya. Belum lagi orkestra yang mengiringinya begitu menghanyutkan. Ah, pokoknya saya sangat menikmati penampilan yang ini.
Saya sendiri lebih menyukai musik-musik klasik yang ditampilkan tadi malam dibandingkan penampilan band atau lagu-lagu baru yang diaransemen ulang. Kenapa? Karena bagi saya musik klasik merupakan musik yang jarang-jarang bisa saya nikmati. Musik klasik bisa dibilang penampilan yang mahal dan mewah.
Dari dulu hingga sekarang, saya paling mengapresiasi pemain piano dan biola. Entah mengapa, buat saya orang-orang yang memainkan dua alat musik tersebut terlihat luar biasa. Pemain piano, gerakan jemari tangannya begitu lincah dan mereka mesti menghapalkan not-not yang akan dimainkan di luar kepala. Sedangkan pemain biola, biola yang didaulat sebagai queen of music bukanlah alat musik yang gampang dimainkan. Butuh keselarasan antara tangan yang menggesek serta jari yang memencet senar. Kalau suatu saat saya diijinkan mencoba belajar alat musik, maka dua alat musik tersebutlah yang ingin saya pelajari. Hehe.
Terakhir, meskipun penampilan-penampilan tadi malam begitu memukau, saya kurang puas dengan sound system yang digunakan. Mungkin karena kekurangan dana, jadi sound system yang digunakan tidak terlalu bagus. Suara yang dihasilkan pun kurang memuaskan. Belum lagi karena acara ini untuk umum, maka tidak semua penonton mengetahui aturan menonton penampilan musik klasik. Seharusnya dalam penampilan musik klasik, penonton hanya diperbolehkan bertepuk sebelum penampilan serta setelah. Akan tetapi tadi malam masih banyak penonton yang bertepuk di tengah acara. Yah, jika menyingkirkan semua kekurangan-kekurangan semalam, saya tidak sabar untuk menanti orkestra-orkestra berikutnya. Baik itu kolaborasi, maupun hanya solo.
kamu sendiri bisa ga Lung memainkan alat musik?
cuma bisa recorder ama pianica 😀
makanya pengen belajar 🙂
kok ga ada poto2nya bang?
ga punya kamera, Mel 😦
Acara seni yang menarik…Kalau punya kesempatan nonton saya pasti betah 🙂
iya mbak, bagus acaranya 🙂
berarti kamu harus pergi ke Vienna, Austria tuh Lung. Disana kayaknya surganya seniman-seniman gitu deh. Nonton opera atau pertunjukan musim klasik disana KEREN banget! hahaha 😛
aku pengen sekalian belajarnya, Zil 😀
Di sub kategori Dance Performance, disebutkan ada penampilan Tari Zapin Fussion, emangnya Tari Zapin termasuk dance yak? Bukannya Tari Zapin lebih ke arah tradisional dan bukannya modern kayak Dance gitu..
iya, mas. ini tari zapinnya di aransemen ulang jadi modern gitu
Izin baca-baca ya mas 🙂
Musik klasik memang enak didengar,,,bosan dgn yg modern 😀
mendayu2 😀
Kolaborasinya lebih mengarah ke modern ya?
Kalo saya gak salah tangkep 😀
Btw, saya juga suka musik dari semua jenis aliran musik, hanya saja gak terlalu suka dengan musik rock yang terlalu keras atau musik pop yang terlalu mendayu-dayu 😀
yup, bener banget 😉
saya suka musik pop dan rock juga, tapi yang nyaman di telinga aja 😀
coba deh direkam mbak main pianikanya. . . .
Wah menarik banget yah kalau ada acara semacam ini sering ditampilkan di kampus-kampus.
Dulu ketika kuliah di negara yang agak jauh, aku juga rajin ngeliat konser-konser semacam ini di kampus. 🙂
waaah, negara agak jauhnya di mana tuh, mbak?
Di Amrik, kebetulan dulu di kampus tempat aku tinggal mereka ada mata kuliah band (band = sekumpulan orang yang memainkan alat musik gesek untuk pertunjukkan, aku dulu mikirnya ‘band’ sama kaya di Indo yang main musik pop atau apa gitu hehehehe..), paduan suara, dan jazz performance. Kalo disana misalnya mau kuliah ekonomi tapi ngambil mata kuliah band boleh, nggak ada batasan fakultas. 🙂 Nah sebagai ujiannya mereka suka menggelar konser, semacam mini orchestra gitu, satu semester bisa empat kali. Hmm… jadi kangen pingin nonton lagi… 🙂
*sorry yah commentnya jadi kepanjangan 🙂 *
ga apa-apa, mbak. waaah, kayaknya enak ya kuliah di sana. Jadi ilmu kita bisa bertambah 🙂
Whaaaoowwww… aku pengen bangeet loh bisa nonton pertunjukan-pertunjukan macam itu. Entah teater, music concert, ato orchestra gitu. Tapi sampe sekarang yang keturutan baru nonton teater, itupun baru sekali dan pengen lagi.
Over the Rainbow, aku sukak sama yang satu itu 😀
over the rainbow yang dibawain malm itu keren banget, lho!
itu mbayare piro?
klo gratis mau 😀 *ga modal*
saya pun begitu sih, ngelihat yg main biola sama piano kok keren yaaa
hebat gitu
saya sendiri boro2 bisa
wong ngerti musik juga engga
penikmat musik? ya sekedarnya, ga sampai ngefans yang gimana2 gitu hehehe
kira2 kapan ya bisa nonton konser yg seperti itu? bakal ketiduran ga aku ya 😀
gratis, mbak!!
wah, dijamin ga bakalan tidur. soalnya keren banget dan bakal bikin terpukau 😀
seperitnya performance yang menarik untuk di tonton… sayang gak bisa ngeliat…:(
waah, sayang kalo ga nonton Da. hehe
musik klasik cocok intuk ibu hamil bang,..hehe 😀
saya bukan ibu-ibu hamil, lho 😛
saya suka musik, tapi gak begitu bisa main alat musik, apalagi kalo udah soulful, ballad, operatic, pop, arenbi… santaap
hahaha, kaya aku tuh, paling cuman bisa main gitar tp suaranya jelek polll, 😆
wah, udah lumayan hebat itu mah 🙂
sama-samaaa 😀
artikelnya keren, mantap bang
wih… suka jenis lagu ya.. kok ndak ditulis yang ndangndut gitu he he..
lhoo, kan udah pernah saya buat yang tentang dangdut. coba cek di daftar isi, deh 😉
Ada orkestra nya juga? besar banget dong ini acaranya.
ga terlalu besar sih, gan. tapi lumayan, lah. hehe
waahh asyik yak kampusnya ada jurusan seni.. klo di kampus aku gak ada noh.. bahasa juga masih masuk ke dalam fakultas pendidikan..
hmm, berarti kampus mbak khusus pendidikan gitu ya?
senangnya kalau di kampus ada pertunjukan gitu ya…
saya juga suka nonton, konser musik apalagi… tapi dulu … he..he..
klo skrng knapa ga lagi, mbak?
Sulung.. 🙂
Musik itu menenangkan jiwa.. Walaupun aku nggak bisa memainkannya apalagi sambil membaca not2 itu.. Wah.. Pokoknya yg bisa main musik, alat musik apapun itu, keren deh! Dulu aku bisa piano, tp krn nggak pernah memainkan lagi, akhirnya lupa.. Hehe…
Kuliah di jurusan yg sesuai minat itu anugerah loh Sulung.. Semoga sukses dgn kuliahnya ya…
Ping-balik: Antara Lady Gaga dan Musik Klasik « Catatannya Sulung
waahh,saya ikud ni acara kmrn ..
saya juga main biola di keep love to me 🙂