
“Kau selalu mampu membuatku melayang, Ling. Kurasa, niatku untuk menebusmu sudah tepat.”
Mata sipitku memicing. Kupandangi tubuhnya yang masih dibasahi peluh. Perlahan kuhembuskan rokok yang kusulut seusai permainan kami.
“Kau serius ingin mengawiniku, Gus? Tidak malu dengan profesiku?”
“Bukankah sudah kukatakan, bila kita menikah nanti, kuakan menjadikanmu manusia baru.”
“Terserahlah. Aku cuma tidak mau kau menikahiku hanya karena teknik bercintaku. Setiap mawar pasti akan layu, Gus.”
Ia bangkit sambil tertawa lalu memelukku erat dari belakang.
“Kuakui, teknik permainanmu memang tiada banding. Tapi bukan itu alasanku mencintaimu.”
Aku bergidik geli saat tengkukku dikecup lembut olehnya.
“Oh ya, untuk merayakan hari kebebasanmu, aku punya sesuatu untukmu.”
Seuntai kalung berbandul melingkar di leherku. Kuperhatikan bandulnya. Sebuah cincin giok hijau berukir. Aku tercenung.
“Kenapa? Kau tidak suka?”
“Cantik. Hanya saja, cincin gioknya membangkitkan kenangan masa lalu.”
“Benarkah? Coba ceritakan!”
“Kau tidak akan suka.”
“Sejak kapan ada bagian dari dirimu yang tak kusuka?”
Aku menghela napas. Kumatikan rokokku.
“Mei 98, aku dan ibuku dalam perjalanan pulang. Tiba-tiba mobil kami didatangi massa. Mereka memaksa kami turun. Kami diperkosa beramai-ramai. Hal terakhir yang kuingat hanyalah saat tanganku menggenggam erat tangan ibu. Di jarinya melingkar cincin seperti ini. Beruntung aku tidak dibunuh. Namun setelah itu, aku tak pernah lagi bertemu ibuku.”
Pendingin ruangan seperti kehilangan tenaga. Hatiku panas setiap mengingat kenangan pahit tersebut.
“Yang masih kuingat hanya sosok salah satu pelaku. Muka penuh parutan dan tato kalajengking di lengan kanan. Sejak itu pula aku melacurkan diri. Toh aku sudah terlanjur kotor. Cih!”
“Maaf, Ling.”
“Untuk apa?”
“Pria yang kaukenal itu ayahku. Waktu itu, aku melihat semuanya dari jauh. Namun aku tak mampu berbuat apa-apa, pun saat ayah menghadiahiku sebuah cincin. Cincin ini memang milik ibumu. Ling, aku sudah lama mencarimu untuk menghapus masa lalu tersebut. Dendam tak akan menyelesaikan perkara, Ling. Maukah kau memaafkan ayahku dan menerima pinanganku?”
300 kata
Note: Habis browsing dan baca-baca artikel soal tragedi Mei 1998. Hati saya rasanya miris. Kok bisa waktu itu ada orang-orang bejat yang tega memperkosa lalu membunuh etnis Tionghoa? Saya saja selama ini selalu berteman baik dengan mereka. Begitupun dengan siswa-siswa saya yang bermata sipit. Semoga saja peristiwa seperti saat itu ga terulang lagi. Cukup sudah jadi sejarah kelam bangsa Indonesia. 😦
Oh iya mas. saya dulu baru berumur sekitar 6 thnan. di kebumen tragedinya pembakaran massal warung2 kios toko2 etnis tionghoa. walau saya ndak keturunan langsung tionghoa karena beruntung saya lebih mirip keluarga besar ibu saya. tapi… entahlah! hehehe #salahfokus
Ah baca ini mau bikin cerita gadis China juga *memandang giok pemberian nenek*
Aahhh… Aku ingat tahun ini. Keluargaku kebetulan mirip etnis itu. Jadi tetangga dan teman2 meminta keluarga besarku untuk sembunyi dalam rumah. Mereka gotong royong memasok keperluan sehari hari. Kebetulan aku ada di luar jadi tiap hari cuma bisa cemas memikirin keluargaku. Takut kenapa kenapa meski kenyataannya kami bukan etnis itu atau bukan keturunannya. Cuma kebetulan orang palembang y ditakdirkan punya mata sipit n kulit putih. Di luar, sydney, aku dapat simpati dari banyak orang terutama orang2 bule. Indonesia waktu itu asli dilihat sebagai bangsa ysng barbar!
lah mbak ade org palembang jg ?? 😀
Tragedi 98, aku hanya tau dari buku sejarah, tapi yang pasti cerita ini keren Mas!!!
eh? Mei 98 ada di buku sejarah?..
Waktu itu aku sudah SMP, dan walaupun rumahku jauh dari kota besar tapi “penyerangan” thd etnis Thionghoa juga terjadi di desaku. Rumah2 & Toko2 mereka setiap hari dilempari batu, sampai2 mereka tutup berhari2 dan tdk berani keluar rumah. Temanku, ada yang sampai tidak masuk sekolah karena takut kenapa2 di tengah jalan 😦
udah ketebak baca mei98.. kaya cerita siapa ya ini..
Sungguh 1998 itu tragedi gelap dalam sejarah modern Indonesia.
eh selamat menang bc10 ya..
sedih banget 😦 naudzubillah min dzalik. smoga gak terulang lagi.
Taun ini kelas 2 SMU Lung, sekolah di cirebon dan banyak teman2ku yg beretnis spt Ling, merasakan dari dekat gimana ketakutannya mereka saat itu…sangat tidak terdeskripsikan 😦
Cerita yg keren seperti biasanya, Lung 😉
Idenya keren :’)
Mei 98, bangsa ini takkan pernah lupa, sekarang mencoba buka lembaran baru.. 🙂
sedih ;( dan bagus 😀
mantep.. 😀
jadi, apa jawaban Ling? *penasaran* *masih ada jatah 200 kata lagi loh. | Menurutku akan sangat menarik jika ada konflik antara Ling dan Gus setelah fakta itu terungkap. 🙂
Wah, dapet pengetahuan baru dari sini… Gugling, ah! Eh, iya… Ceritanya keren, Pak! 😉
ada fiksi lain yang buat aku tercenung selain punyamu, lung.. masih tentang 1998, masih tentang gadis cina, masih tentang pemerkosaan.
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2011/08/14/suratku-tragedi-1998-silam-386338.html
Kece! 🙂
mei 98, memori yg menyedihkan buat saya dan teman2 sma dulu *temenku jg mayoritas chinesse semua*
Sulunngggg… gak ada tulisan cerita kehodupan lagi kah diblog ini >_<
hiks, belum sempat Mbak Nie nulisnya. Entar pasti bakal divariasikan lagi tulisannya 🙂