
Widodo membuka kaca jendela mobil. Pandangannya tertuju pada perempuan berkursiroda bersama anaknya di halaman. Gurat sedih membayang di wajah pria berusia senja tersebut.
“Lastri, sampai kapan kau mau membohonginya dengan mengatakan aku t’lah tiada? Bukalah pintu maafmu!” ujarnya lirih.
Seolah mendengar perkataan Widodo, Lastri menoleh. Sorotnya tajam menyimpan dendam.
“Bawa Ibu ke dalam, Nak!” perintahnya serak.
Sepertinya potongan adegan film.. Meninggalkan banyak tanya di benak pembaca.. nice story, Pak Guru.. 🙂
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Segera dicatat sebagai peserta Kontes Unggulan;Enam Puluh Tiga
Salam hangat dari Surabaya
terima kasih banyak Pak Dhe 🙂
kenapa kakek nenek masih musuhan ya?
keren…
wah, dendam terus terbawa sampe tua nih…
gak baik nek… ^_^
seperti biasa.. selalu keren deh. dendam sampai tua. kasihan si kakek
ilustrasi gambarnya mengerikan 🙂 sukses untuk GA nya
Kemarahan yang luar biasa, bertahan sampai tua..
uniknyaaaa, suka dengan gaya pak guru yang ngambil kegiatan dan ngulas kearifan daerahnya, sayangnya aku tinggal di depok udah ga ada yang gitu gitu…
aku salah komen pak maap yak harusnya di rimah kok ke sini aku juga bingung sama laptop nyaaaa -,- *sungkem