
Aku turun dari pompong dengan hati-hati. Masih limbung, sisa mabuk laut tadi. Tiap datang ke Pulau Siberut, sambutan ombak selalu berbeda. Pantas dunia terpikat menaklukkanya dengan berselancar. Tampak sosokku, Tutulu melambaikan tangan dari atas uma. Aku tersenyum lebar.
Keputusanku menikah dengan wanita suku Mentawai bukan tanpa golakan. Namun aku kadung menyayangi Tarampa yang kukenal kala meneliti kebudayaan mereka.
Sebelumnya babi dan ayam disembelih dengan upacara. Sipatiti meruncingkan kayu arai, pengganti jarum. Jelaga damar bercampur tebu dilumurkan pada kayu pentato. Perih, kulitku ditotok membentuk galur tertentu. Aku tersenyum pada Tarampa.
“Ini bukti cintaku padamu. Meski dengan begitu, kutinggalkan semua yang kumiliki.”
100 kata Tema: Tato
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
Keterangan:
Titi: sebutan tato dalam suku Mentawai
Pompong: perahu tradisional suku Mentawai
Uma: rumah tradisional suku Mentawai
Sipatiti: pembuat tato pada suku Mentawai
Aww…. so sweet…
Menanti titi kedua ketiga dan seterusnya..