Oke, jadi ceritanya saya masih belum mood buat ngisi blog ini. Sampai kapan? Sebenarnya ide-ide tulisan banyak. Akan tetapi, kesibukan di sekolah seperti menguras tenaga saya. Ah, sudahlah. Daripada jadi curcol, mending dinikmati beberapa puisi karya siswa-siswi saya. Berikut ini beberapa puisi yang saya kategorikan unik, bagus, dan indah dari tugas menulis puisi bebas. Selamat menikmati.
Saus Sambal
Karya: Dzaki Afifi Giskard
Tahu dicolek saus
Dikunyah
Perih di mulut
Teringat perihnya dahulu
Saat hidup tersiksa
Dicambuk dan dipukuli
Air mata mengalir
Sakit menghentak-hentak
Menyayat lidah
Ilalang
Karya: Muhandisa Muskhir
Hamparan hijau memandang
Bergoyang dengan patuhnya
Angin sepoi menerpa diriku
Rindu-rindu ingin kembali
Dalam situasi yang hangat dan tenang
Dalam sebuah lingkupan sederhana
Aku ingin seperti ilalang
Yang damai dalam kebersamaan
Sejumput keluarga yang istimewa
Yang mengerti dalam kesusahan
Dan menerimaku apa adanya
Memang aku tidak sempurna
Tapi tolong dihargai
Hanya seperti ilalang
Putih, Putih, Terlalu Putih
Karya: M. Dzaki Ramadhan
Sejauh mata memandang tabg ada hanya putih
Kulihat pohon berwarna putih
Kuambil cermin yang ada wajah putih
Tiada hijau, pink, merah, dan hitam
Kudengar suara merintih
Di belakangku; tergeletak seekor rubah
Dan warnanya putih
Berjuta salju di sekelilingku
Hingga semua menjadi … putih
Salju
Karya: Muhandis Laudza’un
Pada pagi itu
Salju menyelimuti semua tempat
Angin bertiup kencang
Bagaikan badai yang susah diterjang
Kedinginan dan sendirian menakutiku
Entah ke mana tujuan hidup
Yang dapat kulakukan hanyalah pasrah
Mengikuti arah hidup yang suram
Sendirian…
Bagai hidup tertiup angin
Danau yang Kucintai
Karya: Muthia Nabila H
Wahai danau, betapa indahnya dirimu
Bisa menyembuhkan hati yang sakit
Wahai danau, betapa indahnya dirimu
Di sekelilingmu ada tanaman indah dan menarik
Tapi sekarang semua itu telah hilang
Semua telah ditebang
Oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
Wahai danau, kasihannya dirimu
Dahulu kau danau yang paling indah
Dan bisa mengobati hati yang sedang sakit
Wahai danau, betapa sedihnya diriku
Melihatmu gersang dan tidak terawatt
Wahai danau, hanya engkaulah satu-satunya
Penyembuh rasa sakit hatiku
Wahai danau, aku berjanji
Suatu saat aku akan membantumu
Menjadi indah seperti yang dulu
Puisi pertama menarik perhatianku, Mas….. Melongo abis… Itu muridnya kelas berapa? Kok suram bangey kesannya? 😦
Masih SMP, udah nulis puisi kayak gitu? Mencurigakan. Ada apakah dengan masa lalunya?
suka yang pertama sama yang putih 😀
Om Sulung kok punya i gk di tampilkan..
Favoritku adalah dua puisi pertama 😀
kok sureemmmm banget yaPak Guru, hahaha. Yang danau kereen aku suka, khas gayanya.
kreatif………..i like it