Saya Jatuh Cinta, dengan Yoga

Sepertinya sudah lama sejak saya terakhir kali mengisi blog ini, ya? Rasanya malu juga dulu saya termasuk rutin menulis di blog sementara sekarang boro-boro. Klise sih, tapi ya kesibukan menjadi alasan utama (dan alasan yang biasa dipakai para blogger lainnya) saya jarang mengisi blog ini.

Cuma kadang kok ya kangen nulis di blog dan blogwalking. Nah, daripada benar-benar ga terurus, lebih baik saya isi dengan hobi baru saya. Iya, saya sekarang lagi semangat-semangatnya ikut yoga.

Semua bermula dari keluhan ke diri sendiri tentang punggung yang sering merasa sakit. Terlalu sering duduk dan jarang bergerak di kantor, membuat punggung saya merasa pegal dan tidak nyaman. Saya rasa ini juga sering dialami oleh pekerja kantoran lainnya, kan?

Nah, kemudian saya berpikir kalau terus-terusan seperti ini, lama-lama jompo duluan ini badan. Belum lagi banyak artikel yang menjelaskan efek buruk jarang bergerak serta jarang olahraga (saya memang tidak terlalu suka berolahraga dulunya).

Setelah banyak membaca artikel, sepertinya yoga paling cocok untuk menghilangkan rasa sakit di punggung akibat kebanyakan duduk. Sebenarnya saya sudah lama tahu yoga, cuma dulu kok kesannya yoga ini susah banget. Terlebih gerakan-gerakan aneh yang dilakukan oleh para yogi bikin saya puyeng duluan.

Kebetulan, seorang teman saya memberi tahu kalau salah satu gym sedang ada promo untuk member baru. Saya pun ikut bergabung menjadi anggota dengan teman saya tersebut.

Meski keanggotaan saya di pusat kebugaran tersebut bisa untuk semua kelas, saya berjanji mau fokus ke yoga dulu pada tiga bulan pertama. Jadilah Desember 2016 saya resmi mulai belajar yoga dengan mengikuti kelas yang ada di pusat kebugaran tersebut.

Karena saya benar-benar awam dengan yoga, saya pun memilih mengikuti kelas basic yoga. Di kelas Basic, saya pun mengikuti gerakan-gerakan dasar yang diajarkan oleh instruktur.

Meski namanya dasar, beuh jangan ditanya bagaimana banjirnya keringat saya setelah mengikuti kelas yoga pertama. Ternyata benar yang saya dengar dari orang-orang: meski terlihat gampang, sebenarnya yoga sangat menguras tenaga ketimbang olahraga lain karena seluruh tubuh dilatih bahkan sampai ke jemari kaki.

Anjaneyasana, February 2017
Anjaneyasana, February 2017

Tapi setelah selesai mengikuti kelas yoga tersebut, mandi, dan makan, badan saya terasa lebih enak dan nyaman. Tambahan, di akhir kelas selalu ada sesi meditasi yang membuat pikiran jadi tenang. Mendapati manfaat yang luar biasa meski baru belajar yoga (halah), saya pun makin semangat untuk memperdalam yoga.

Dua bulan mengikuti kelas Basic, saya pun memberanikan diri mengikuti kelas Vinyasa dan Hatha yang levelnya di atas Basic. Selama dua bulan mengikuti kelas Basic, tubuh saya mulai terbiasa dan tidak banjir keringat seperti pertama kali (saya biasanya ambil kelas yoga tiga kali seminggu). Terlebih, saya merasa waktu 50 menit rasanya kurang untuk belajar yoga. Jadilah saya ikut dua kelas dalam sehari: Basic untuk memperbaiki pose serta Hatha atau Vinyasa.

Kukkutasana, January 2017
Kukkutasana, January 2017

Berbeda dengan Basic, Hatha dan Vinyasa kembali bikin saya banjir keringat. Kalau Hatha, gerakan yoga disesuaikan dengan napas. Biasanya satu pose ditahan beberapa kali napas. Sementara Vinyasa, gerakannya lebih cepat. Terkadang saya keteteran mengikuti flow-nya. Malahan beberapa kali ikut kelas Vinyasa di awal, napas saya berantakan. Padahal napas adalah salah satu poin penting dalam beryoga. Haha.

Anyway, saya tahu saya belum terlalu lama belajar yoga. Kalau dihitung, ya baru empat bulan lah. Tapi saya rasa tidak ada salahnya membagi ilmu dan pengetahuan yang saya dapat kepada yang lain bukan? Dan ini bukan buat sombong-sombongan. Hehe.

Ke depannya, saya mungkin akan sering mengulas yoga, gerakannya, meditasi, atau bahkan tips-tips dalam beryoga. Tentunya, saya juga akan mencoba mengulas gerakan-gerakan yoga yang dapat dilakukan oleh siapapun.

Urdhva Dhanurasana, January 2017

Oh ya, kalau Anda juga pemula atau ingin mencoba belajar yoga, saya punya sedikit tips:

1. Biasakan bernapas dari hidung.
Terutama saat buang napas, usahakan lebih panjang ketimbang biasanya. Ini sangat baik untuk membersihkan paru-paru dan menenangkan pikiran.

2. Jangan memaksakan diri.
Yoga bukanlah soal siapa yang paling hebat atau bisa melakukan gerakan sulit. Yoga adalah perjalanan menemukan dan mencari tahu jati diri. Ketahui batas kemampuan Anda tapi juga jangan terlalu malas. Bila diharuskan meluruskan kaki, tangan, atau tubuh, mbok ya diluruskan. Jangan malas.

3. Gunakan alat bantu.
Ada beberapa gerakan yoga yang butuh alat bantu. Kalau di gym biasanya mereka sudah menyediakan alat bantu, tapi kalau Anda lebih suka mencoba gerakan yoga di rumah, gunakan alat bantu yang ada saja. Tidak perlu dibeli.

Handuk kecil bisa menjadi pengganti tali yoga, buku tebal atau panci bisa menjadi pengganti balok yoga, bahkan sebelum saya membeli yoga mat untuk latihan di rumah, saya latihan di atas karpet. Yang pasti jangan licin saja.

4. Yoga bukan olahraga bagi mereka yang bertubuh gemuk.
Salah. Siapa bilang yoga cuma bisa dilakukan bagi mereka yang bertubuh langsing? Saya sering melihat di Instagram yogi yang bertubuh besar. Kenyataannya, kemauan yang kuatlah yang membuat mereka bisa melakukan gerakan-gerakan yang mungkin tak bisa dilakukan oleh mereka yang bertubuh langsing. Namaste.

Reverse Namaste

19 pemikiran pada “Saya Jatuh Cinta, dengan Yoga

  1. Aku juga baru mulai yoga di Februari ini. Banjir keringet banget padahal gerakannya (((gitu doang)))
    Aku yoga buat memperbaiki postur tubuh. Balada tubuh tinggi, kerempeng pulak jadi keseringan bungkuk 😦

  2. Saya juga suka dengan yoga, tapi lebih kepada penghayatan maknanya, bukan gerakannya. ehehe, maklum lah, hobinya aja rebahan. paling kalo lagi yoga juga pakai gerakan yang nggak jauh-jauh dari rebahan, w wkwkwk

Biasakan Berkomentar Setelah Membaca, Ya.