
Liza mengendap-endap keluar dari kamarnya. Langkahnya sengaja dijinjit agar tak bersuara. Setelah memastikan tak ada yang melihat, ia berjalan perlahan menuju pintu depan. Tapi ia luput melihat sepasang mata yang mengamatinya di kegelapan.
***
Daniel menekuni grafik saham perusahannya. Ia tersenyum puas. Keputusannya untuk menekan tenaga kerja serta mengurangi upah, berhasil. Tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk.
“Masuk!”
“Maaf, Pak. Saya ingin melaporkan penyelidikan seminggu belakangan.”
“Bagaimana hasilnya?”
“Semuanya ada di dalam surat, Pak.”
Sejenak, Daniel membaca surat di genggamannya. Napas panjang ia hembuskan setelah selesai membaca surat tersebut.
“Sesuai dugaanku. Pantas tindak-tanduk Liza tampak mencurigakan belakangan ini. Sekarang, di mana dia?”
“Nona masih belum pulang dari tadi, Pak.”
“Sesore ini? Hm, baiklah. Kau boleh kembali ke tempatmu.”
***
Liza baru saja duduk ketika pintu di depannya terbuka. Ayah Liza keluar dari ruang kerjanya sambil mengacungkan sepucuk surat. “Liza,” katanya, “aku sedang mencarimu; masuklah ke ruang kerjaku.”
Liza mengikuti ayahnya memasuki ruang kerja, dan ia menduga bahwa apa yang akan disampaikan oleh ayahnya tentu berhubungan dengan surat yang dipegangnya.
Mereka duduk berdua saling berhadapan. Liza menyusun kata-kata dalam kepalanya untuk memberikan penjelasan yang tepat.
“Belakangan ini kamu sering pulang telat. Ke mana kamu seharian?”
Liza mengangkat kepalanya namun ia tetap diam.
“Untuk apa kamu bersurat-suratan dengan Teguh, ketua pekerja kita? Kamu suka padanya, heh?”
“Jawab, Liza! Kamu itu tidak pantas berhubungan dengan buruh! Mereka itu kaum rendahan!”
Liza mencampakkan selembar foto usang ke meja Daniel.
“Lalu bagaimana dengan dia? Apa dia juga tidak berasal dari kaum rendahan?”
Daniel tersentak. Foto para buruh saat perusahaannya pertama kali berdiri. Salah seorang wanita di dalam foto, sangat mirip dengan Liza.
“Selama ini, Ayah selalu menutup-nutupi siapa ibu kandungku. Kenapa?”
Daniel masih berusaha mencari penjelasan yang tepat namun pengawalnya keburu masuk.
“Gawat, Tuan. Para buruh mengamuk. Mereka menuntut kenaikan upah dan pembatalan PHK!”
Sebuah batu memecahkan kaca ruang kerja. Liza tersenyum, ia beranjak pergi.
“Tunggu, Liza. Kamu mau ke mana?”
Liza berhenti di depan pintu dan membalikkan badannya.
“Sejak awal, tempatku bukan di sini. Kelompok pekerja, ke sanalah aku kembali.”
Mata cokelat Liza memandang pedih pria bermata biru di hadapannya.
345 kata
kaya ff ya..
emang FF, mbak 🙂
i see.. yang katakata tebel itu promptnya ya..
jadi tiap minggu ada promptnya..
keren juga ini idenya..
ayuuk ikutan mbak 😉
kalu ada ide ya..
Wihh Lisa durhaka lebh memilih pria yang dia cintai daripada ayahnya..
BTW ini terinspirasi dari mayday yah, Mas? 😀
anak jaman sekaranglah, mbak. hihi
awalnya ga tahu cerita ini mau dibawa ke mana, udah selesai ditulis baru ‘ngeh’ kaya mayday 😀
Liza dalang dr demo itu ya? baca 2x baru nangkep isinya. eh benarkah? ~ HIDUP BURUHHHH! *Naluri buruh keluar* walau aslinya ndak pernah ikutan demo
hmm, bisa dibilang begitu. hiduuup!!!
kog gambarnya serem gitu sih..
Tuh kan pada bilang seremmm 😛
udah diganti, kan? :p
kan tukang potret [lihat hetsotnya pegang kamera] dan napa ga kasih gambar hasil potretan sendiri sih.. lebih keren..
duuh, saya udah jarang motret sekarang mbak *tutup muka* *kabur*
Cerita singkat 345 kata yang lumayan menggugah 🙂 Ternyata Liza sudah merencanakan semuanya dengan matang hhehehe
Terima kasih, Mas Max. Liza itu air tenang menghanyutkan
jadi penasaran gambar awalnya deh *OOT :D. kirain tadi caranya menekan pengeluaran kayak yg lagi heboh di tipi ituh, trnyata yg ini lebih manusiawi, hehehehehe, emang itu ya twist-nya?
saya sendiri awalnya ga tau bakalan kaya gimana twistnya, mbak. syusyah promptnya, soalnya *alesan* 😆
wah.. 🙂 bagus! beberapa yang saya baca (termasuk punya saya) pasti patah antara prompt dan kalimat sesudah atau sebelumnya. Yang ini enak dibaca, idenya keren. 😀
apakah liza akan menikah dengan teguh… ? *penasaraaann
huwah…konfliknya bagus Lung, tapi tereksekusi dg baik dalam cerita sependek ini *ngomong apa sih Rin?* hahahahaha
pas moment hari buruh neh uda ^.^ nice one 😉
ikut demo ahhh
Etapi twistnya kurang terasa yak ini..
nggak peduli nggak terlalu nge-twist, tapi ini cerita oke, lung 🙂
ampun .. !!
saya warga baru disini (?)
baru baca sekali imajinasi langsung bermain .. !!
mantep !!^^ :3