Saya Jatuh Cinta, dengan Yoga

Sepertinya sudah lama sejak saya terakhir kali mengisi blog ini, ya? Rasanya malu juga dulu saya termasuk rutin menulis di blog sementara sekarang boro-boro. Klise sih, tapi ya kesibukan menjadi alasan utama (dan alasan yang biasa dipakai para blogger lainnya) saya jarang mengisi blog ini.

Cuma kadang kok ya kangen nulis di blog dan blogwalking. Nah, daripada benar-benar ga terurus, lebih baik saya isi dengan hobi baru saya. Iya, saya sekarang lagi semangat-semangatnya ikut yoga.

Lanjutkan membaca “Saya Jatuh Cinta, dengan Yoga”

Sepasang Mata yang Menatap dari Selangkangan Istriku 

“Bang, matikan lampunya ya.”

Aku menurut. Dua minggu kunikahi, tak pernah mau lampu dihidupkan tengah kami bercinta. Entah mengapa.

***

“Kenapa harus dimatikan sih, Dik?” Aku meletakkan kepala di perutnya, masih bermandikan peluh.

“Ajaran Nenek, menghemat minyak.”

“Tapi kan kita pakai listrik. Pun, ia sudah tiada. Tewas dalam kebakaran katamu.”

Istriku diam, melebarkan pahanya perlahan. Sinar bulan yang menyusup ke arah cermin menjawab semuanya. 

Dalam keremangan, dari selangkangan istriku, tampak sepasang mata menatap. Mata menguning dengan iris kemerahan. Seperti mengancam, seperti menyimpan dendam.

“Nenek tidak pernah pergi, Bang. Tidak pernah,” bisiknya di telingaku sambil mengikik. Kuku panjangnya memusut leherku, perih.

——-

Flashfiction 100 kata tidak termasuk judul, untuk #HororisCausa

Serunya Pokemon Go: Cara Bermain, Tips, dan Trik Menangkap Pokemon

Dirilis kurang dari seminggu, Pokemon Go telah membuat semua orang di dunia tergila-gila dengan permainan ini. Gim berbasis augmented reality ciptaan Niantic Lab, Nintendo, dan Pokemon Corp yang satu ini praktis menyedot perhatian banyak pihak. Selain euforia Pokemon, yang membuat gim ini begitu seru adalah permainan ini berbasis dunia nyata.

Pokemon Go membuat pemain dapat menangkap Pokemon yang diinginkan, dengan latar belakang dunia nyata. Tentunya hal tersebut dapat terjadi karena gim ini juga menggunakan kamera ponsel yang kamu miliki.

Jujur, buat saya sendiri, gim yang satu ini membuat banyak perubahan. Karena Pokemon Go berbasis dunia nyata dan GPS, pemain diharuskan untuk berkeliling mencari Pokemon. Jadinya saya yang biasanya tidur lagi setelah salat subuh, lebih memilih untuk berkeliling kompleks mencari Pokemon. Tak hanya itu, saya pun jadi tahu daerah-daerah yang tak pernah saya lewati sebelumnya karena saya berkeliling mencari Pokemon.

Nah, banyak teman yang bertanya apa sih Pokemon Go, bagaimana cara bermainnya, bagaimana cara menangkapnya, maka di tulisan ini saya mencoba menjawab semua pertanyaan tersebut. Ada beberapa tips dan trik juga yang bisa dicoba saat bermain Pokemon Go.

Kalau masih ada yang bingung dan kurang mengerti, jangan ragu untuk tinggalkan pertanyaan di kolom komentar ya.

Lanjutkan membaca “Serunya Pokemon Go: Cara Bermain, Tips, dan Trik Menangkap Pokemon”

Kejutan Ulang Tahun Pertama

Foto by: julialillardart
Foto by: julialillardart

Kamu melangkah tergesa menuju mahligai biasa. Rutinitas sehari ini membuat keringatmu berleleran. Namun, bukan itu yang jadikan wajahmu terlihat gulana. Sesuatu yang lain, mengganggumu belakangan.

Kamu seperti mendengar suara bisikan-bisikan. Lirih. Mirip desisan.

Gangguan itu muncul kapan saja. Tak peduli kau tengah di depan makhluk-makhluk bersayap, mengajarkan mereka pengetahuan yang kamu miliki. Bahkan, bulu-bulu halus mereka yang kerap membuatmu bersin. Tidak lagi kau acuhkan.

Bukannya kamu tidak berusaha. Tapi, meski telah menggusah, desisan itu selalu mampir di telinga. Menelusup ke liang terdalam. Kadang membuat bulu romamu sampai berdiri.

Kamu ragu menceritakannya ke sesiapa. Bahkan untuk sekadar mengadu keluhan. Soalnya, sepertinya cuma kamu yang merasakan. Anomali di tempatmu adalah ketidaklaziman.

Kadang kamu berpikir, betapa ingin memiliki seorang teman. Bercerita, berbagi keluhan. Namun apa daya, kamu diciptakan sendirian.

Hari apa sekarang? Apa di sana kamu mengenal tanggal? Musim berganti? Lalu, kenapa pandanganmu memancang ke luar?

Ah, bukannya aku tidak peka. Tapi, aku lebih suka mengamati perkembanganmu. Peraturan-peraturan di sana, cukup kamu yang tentukan.

Hei, sepertinya kamu benar-benar lelah. Baiknya kuakhiri hari ini yang cerah. Biar kuganti dengan gelap, dengan bulan yang merekah.

***

Badanmu bergerak ke kanan-kiri. Tidurmu terganggu? Tentu saja, sinar matahari mengarah tepat ke arahmu. Hari ini kamu telat bangun dan ibadah.

Suara-suara ribut memaksamu membuka mata. Sedikit memicing, lalu kau melihat para makhluk bersayap telah berada di pinggir mahligaimu. Semuanya tersenyum. Hari ini istimewa, ujar mereka.

Kamu membuka kotak yang aku persiapkan. Di dalamnya, sesosok makluk bersisik mendesis-desis. Persis seperti yang biasa kamu dengar.

Kau meraba dada yang terasa sakit. Ada sesuatu yang aneh, ujarmu pelan.

“Tulang rusukku, hilang sebelah.”

(Untuk MFF, 266 kata)

Berdasarkan fiksimini: @sgthrj

Ulang Tahun Pertama-Lelaki itu hanya termangu. Sebutir apel dan seekor ular melingkar menemaninya.

Danz Base: Permainan yang Pasti Membuat Anda Candu

Danz Base

Salah satu tulisan saya di blog ini yang paling ramai dikunjungi yakni tulisan tentang Pump It Up alias PIU. Yah, meski umur udah ga remaja lagi, gini-gini saya emang paling suka main di game station 😀 Nah, kalau dulu saya memang biasa menghabiskan waktu luang saya dengan bermain PIU. Tapi makin lama, napas kok ya makin ngos-ngosan. Apalagi kalau udah level belasan ke atas. Lha dalah, jantung serasa mau meledak.

Saya pun mulai mengurangi intensitas bermain PIU. Mungkin juga faktor U yang buat saya ga kuat main PIU lama-lama 😀 E tapi, sejak ada mesin baru yang namanya Danz Base, saya seperti menemukan pacar baru *halah.

Berbeda dengan PIU, Danz Base ini permainan yang mengharuskan player menari sesuai dengan gerakan karakter yang ada di layar monitor. Sensor di atas layarlah yang menangkap gerakan kita kemudian menilai apakah gerakan kita sesuai atau tidak.
Lanjutkan membaca “Danz Base: Permainan yang Pasti Membuat Anda Candu”

[Movie] La Famille Belier

POSTER la-famille-belier1

Kira-kira minggu lalu, saya dapat undangan liputan di Institut Francais di’Indonesie alias IFI. Letak gedungnya dekat dengan sarinah. Kebetulan, saya kenal dengan atase pressnya yang juga orang Minang. Berawal dari kenalan di satu acara yang diadakan IFI, sejak itu saya sering diundang acara-acara IFI. Baik yang memang bisa diliput atau cukup menjadi penikmat.

Nah, waktu itu saya diundang untuk meliput Festival Sinema Perancis (FSP) 2015 yang akan berlangsung tanggal 3-6 Desember. Sebagai festival film asing tertua di Indonesia, FSP selalu menyajikan film-film terbaik dari Perancis untuk dinikmati publik Indonesia. Nah, nantinya FSP akan hadir di sembilan kota di Indonesia, yaitu: Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, dan Balikpapan

Salah satu film yang akan diputar nanti yakni La Famille Belier (The Belier Family) alias Keluarga Belier. Beruntungnya saya, film tersebut diputar di akhir konferensi pers dan bisa ditonton full. Yup, dari awal sampai habis. Lalu, bagaimana kisah film yang sempat bikin saya mewek ini?

Lanjutkan membaca “[Movie] La Famille Belier”

Setahun di Dunia Media, Ngapain Aja?

DSC_0006

Di tulisan yang ini, saya sempat bilang kalau saya bakal rutin ngeblog. Tapi yah namanya manusia. Kadang niatnya aja yang gede, tapi kalau udah praktik malah nihil. :p

Mungkin langsung aja, melanjutkan cerita yang sebelumnya, saya sempat mengikuti masa percobaan maupun hanya sebatas wawancara di beberapa tempat. Nah, nyatanya Tuhan tidak pernah tidur. Setelah empat bulan lebih sejak saya tiba di Jakarta, akhirnya saya diterima di salah satu portal berita online. Liputan6dotcom, pasti tidak asing dengan namanya bukan?

Lanjutkan membaca “Setahun di Dunia Media, Ngapain Aja?”

(Memutuskan) Ngeblog Kembali

chiquita-dm2-minion-dave-bananas

Hei, hallo… Lama sudah ga nulis di blog ini. Pengin mencoba membiasakan menulis lagi di sini, kok ya kaku gini. Bahaha. Ah, ya udah. Yang penting dicoba dulu.

Sekian lama ga nulis, banyak sekali hal yang ingin saya ceritakan di sini. Namun biar ga bingung, mungkin akan dibagi ke beberapa bagian kali ya? Untuk bagian yang pertama ini, saya ingin menceritakan apa yang telah saya lakukan setahun terakhir ini.

Lanjutkan membaca “(Memutuskan) Ngeblog Kembali”

#TheScriptProject2 Part 1 – Proyek (dan Kuis!) Cerita Bersambung Instagram

buruan gih. ikut kuis ini!!

hati dalam tinta

altAkMwtGwP2EbvmG3rTrC1qIIbZPWG80hilvuOm0H1grRF

Halo, gaes!

Masih ingat nggak, sih, dulu berjuta-juta tahun lalu aku pernah bikin proyek menulis keroyokan bertajuk #TheScriptProject? Proyek tersebut adalah proyek menulis cerpen dan FF yang terinspirasi lagu-lagu grup band dari Irlandia, The Script. Saat ini proyek tersebut sudah menjadi buku yang diterbitkan secara self-publish lewat Nulisbuku ini.

Nah, di pengujung tahun ini, dan sehubungan dengan baru rilisnya album The Script yang ke-4, No Sound Without Silence (yang kece badai ulala membahana kyaaa itu), aku kepengin bikin proyek serupa. Kenapa, sih? Simpel, karena lagu-lagu The Script selalu bikin aku (dan kalian, maybe?) pengin nulis, dan album ke-3 (bertajuk #3) dan ke-4 mereka belum dieksplorasi sebanyak waktu bikin proyek pertama dulu. And they should be! x))

Nah, #TheScriptProject2 dengan tagline #singyourstory ini terbagi dalam 2 tahap:

1. Proyek cerita bersambung di Instagram (Desember 2014 – pertengahan Februari 2015)
2. Proyek menulis cerpen dengan sistem seleksi untuk dibukukan

Lihat pos aslinya 415 kata lagi

Surga di Telapak Kaki Jerapah

Kau menyebut ibumu dengan panggilan jerapah. Bukan tanpa musabab kau mengatakannya demikian. Ia perempuan terpandang dan sadar betul siapa dirinya. Karenanya, ia senantiasa mengangkat lehernya tinggi-tinggi. Saat berbicara dengan siapa pun, ia tak pernah sudi menatap mata lawan bicara. Sebagaimana tak sudinya ia membagi asi-nya untukmu. Alasannya, ia tak ingin tubuhnya yang selangsing jerapah membengkak. Dan kau hanya menelan liur melihat puting jerapah mencetak di bajunya. Sebab asi-nya merembes tak kau cucup.

Semakin dewasa hubunganmu dengannya tak makin baik. Ia senantiasa tampak sibuk. Kau hanya memerhatikan dari jauh. Sambil tak lupa menumpuk sebalmu tiap kali berpapasan. Tumpukan yang makin tinggi dan kau sembunyikan dengan baik di sudut hati.

Jerapah menua dan terkena stroke. Tak mampu gerak namun lehernya tetap terangkat ke atas. Sebesar bencimu padanya tak sebanding dengan sayangmu. Kau ingin membebaskannya dari rasa sakit.

Suatu malam bulan penuh, kau mendorong kursi rodanya ke halaman. Sebelumnya kau mandikan jerapahmu dan memakaikan baju yang bagus.

Kau menuangkan cairan dari dirigen ke sekujur tubuhnya. Sekejap saja, lidah api membelit jerapahmu. Ia menari diiringi lengking yang pecah di langit. Kau girang, melepas baju, dan ikut menari di bawah cahaya bulan yang meriap dan gemeretak api. Saat jerapahmu berhenti menari, kau mencium kakinya yang hangus dan bau gosong.

 

Berdasarkan Lukisan Salvador Dalli: Burning Giraffe and Telephone

Tahi Lalat Sang Calon Bupati

Gustian memerhatikan lewat cermin. Keningnya berkerut. Dirasainya ada yang berbeda. Sembari mendecak, tangannya berusaha meraba punggungnya.
“Aneh, kenapa di punggungku sekarang tahi lalatnya bertambah banyak?” Gustian merenung. Namun kemudian ia tak ambil pusing. Ia buru-buru. Hari ini ada acara penting.

Sebagai calon bupati, jadwalnya cukup padat. Selain berpidato di beberapa tempat, ia juga mesti mengikuti kegiatan yang diadakan partai yang mengusungnya. Semisal, memberi bantuan pada korban bencana,  berdialog dengan pedagang di pasar, atau berdiskusi dengan para pemuka agama. Semuanya ia lakukan untuk pencitraan. Ia pun tak perlu khawatir akan pidato yang harus ia sampaikan. Sekretarisnya selalu melakukan tugasnya dengan baik. Menabur kata manis dalam tiap pidatonya, seperti yang ia harapkan.

Pagi itu Gustian mesti berdialog dengan masyarakat, tapi entah mengapa sedari tadi mulutnya begitu perih. Belum lagi tahi lalat yang menyubur di tubuhnya. Semuanya membuat ia gelisah. Dipanggilnya sekretaris. Sekretarisnya memekik saat Gustian membuka mulut.
“Astaga! Lidah Bapak penuh bercak hitam seperti tahi lalat. Beberapa bernanah dan menguarkan bau busuk!”

Lebih kurang 161 kata tanpa judul.
Untuk @bookaholicfund tema Tahi Lalat.

Posted from WordPress for Android